KEMARAHAN MAHARAJA
- Rincian
- Diterbitkan hari Selasa, 29 April 2025 00:00
- Ditulis oleh Arie Saptaji
- Dibaca: 3696 kali
Baca: MATIUS 21:12-17
Datanglah orang-orang buta dan orang-orang lumpuh kepada-Nya di halaman Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. (Matius 21:14)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Raja-raja 23-25
Dalam sebuah film Tamil, Maharaja, seorang tukang pangkas rambut bernama Maharaja hidup sederhana bersama Jothi, anak perempuan kesayangannya. Ketika Jothi dihukum kepala sekolah, padahal tidak melakukan kesalahan yang dituduhkan, Maharaja marah menggeram sampai membengkokkan sebuah tiang. Amarahnya baru mereda ketika si kepala sekolah mau meminta maaf kepada Jothi. Kita bisa memaklumi kemarahan Maharaja dengan memahami motivasinya. Ada kemarahan yang berdosa, ada pula kemarahan yang benar dan sepatutnya. Namun, bagaimana kita menarik garis pemisah di antara keduanya?
Kisah Yesus menyucikan Bait Allah menampilkan detail yang menarik. Orang marah mestinya tampak garang, mendorong orang untuk mundur menjauh. Namun, orang-orang buta dan orang-orang timpang justru mendatangi-Nya! Yesus menghardik para pemuka agama karena mereka mengubah Bait Allah menjadi sarang penyamun. Mengapa sarang penyamun? Harta siapakah yang mereka rampas? Harta rakyat miskin! Dana Bait Allah yang seharusnya untuk menyantuni kaum miskin (bdk. Yak. 1:27) malah mereka salah gunakan demi kepentingan pribadi. Kemarahan Yesus membuat orang miskin, diwakili mereka yang buta dan yang timpang, merasa dibela dan dilindungi. Itulah sebabnya mereka mendekati-Nya.
Lain kali, saat kita terpancing untuk marah, barangkali kita dapat menahan diri dengan merenung: Siapakah, atau apakah, yang kita bela dengan kemarahan kita? Siapakah, atau apakah, yang kita lindungi?
—ARS/www.renunganharian.net
KEMARAHAN YANG SALAH BERTUJUAN UNTUK MEMUASKAN KEAKUAN,
KEMARAHAN YANG BENAR BERTUJUAN UNTUK MENEGAKKAN KEADILAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Pelayanan Gloria