DITINGGALKAN ALLAH
- Rincian
- Diterbitkan hari Selasa, 26 Maret 2024 00:00
- Ditulis oleh Arie Saptaji
- Dibaca: 6181 kali
Baca: MAZMUR 22:1-6
Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. (Mazmur 22:2)
Bacaan Alkitab Setahun:
Rut
Kebenaran itu seperti matahari. Ia senantiasa ada, bercahaya dan panas berpijar. Mungkin saja kadang-kadang mendung menyaputnya, atau tudung hutan menutupinya. Bisa jadi terkurung di gedung bertingkat mengalangi kita melihatnya, dan sergapan hawa ber-AC membuat kita tak menyadari sengatan panasnya. Malam pun secara rutin menyembunyikannya. Namun, alangkah bodohnya jika kita lalu menyatakan bahwa matahari itu tidak hadir dan tidak ada.
Melalui Mazmur 22, Daud berseru kepada Allah agar melepaskannya dari cercaan dan siksaan musuh. Di ayat 2, ia menggambarkan kepedihan hatinya karena merasa ditinggalkan dan diabaikan oleh Allah. Doa-doanya tidak terjawab. Pertolongan-Nya tidak kunjung terulur. Pertanyaannya menyiratkan betapa penting persekutuan dengan Allah bagi-Nya. Ia sungguh-sungguh menyadari bahwa “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh. 15:5). Namun, meskipun merasa ditinggalkan, ia tidak kehilangan kepercayaannya. Nyatanya, ia tidak berdiam diri, tetapi tetap berseru kepada Allah, dan ia menyebut Allah sebagai “Allahku”!
Sebagaimana pengalaman Daud, kadang-kadang kita sulit merasakan hadirat Allah dalam hidup kita. Kehadiran-Nya tidak selalu nyata bagaikan matahari terik di tepi pantai. Kabut pencobaan dapat mengaburkan cahayanya, "AC kenyamanan" menepiskan kehangatannya, dan malam gulita yang mencekam jiwa menggerogoti kepercayaan kita. Namun, alangkah bodohnya jika kita kemudian berhenti percaya!
—ARS/www.renunganharian.net
KETIKA GELAP MALAM MENUTUPI HADIRAT ALLAH,
TETAPLAH BERTAHAN DAN BERSERU DALAM PENGHARAPAN!
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Pelayanan Gloria