TAK CUKUP HANYA DI HATI
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 22 April 2022 00:00
- Ditulis oleh Eko Elliarso
- Dibaca: 8546 kali
Baca: LUKAS 22:54-62
Kata mereka itu, “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.” (Lukas 24:34)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Raja-raja 2:26-4
“Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.” Pada hari pertama setelah bangkit, sebelum malam tiba, Tuhan menjumpai Simon. Apa yang Tuhan pandang begitu mendesak sehingga Dia bersegera menjumpai Simon?
Petrus menyangkal Tuhan, bahkan tiga kali. Ketika Petrus menyangkal untuk ketiga kalinya, Tuhan berpaling menatap Petrus. Itu mengingatkan Petrus pada sabda Tuhan, “Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku” (ay. 61). Perasaan sangat berdosa, sesal yang amat dalam, menindih hati Petrus hingga dia pergi sambil menangis sedih (ay. 62). Apalagi, sampai Tuhan wafat, Petrus tak bisa datang memohon ampun. Tak terperikan berat beban yang menindih hati Petrus.
Tuhan tahu semua itu, dan Dia pasti sudah mengampuni Petrus. Tetapi, Tuhan memandang itu belum cukup. Selama Petrus tidak tahu bahwa dia telah diampuni, beban berat akan tetap menindih hatinya. Tuhan ingin Petrus tahu bahwa dia sudah diampuni, agar beban yang menindihnya terangkat, agar dia tak lagi berputus asa, agar hidupnya dan relasinya dengan Tuhan dipulihkan. Sebab itu, Tuhan bersegera menjumpai Petrus untuk menyatakan pengampunan.
Apa yang Tuhan ajarkan di sana? Pengampunan memang harus dari hati, tetapi tak cukup hanya di hati. Tak cukup kita berkata, “Dalam hatiku, aku sudah mengampunimu.” Pengampunan harus dinyatakan—lewat kata dan tindakan—kepada orang yang diampuni, agar beban yang menindihnya terangkat, agar dia dan relasi dengannya dipulihkan. Begitulah cinta.
—EE/www.renunganharian.net
PENGAMPUNAN MEMANG HARUS DARI HATI,
TETAPI TAK CUKUP HANYA DI HATI
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Pelayanan Gloria