SALAH CARA
- Rincian
- Diterbitkan hari Minggu, 14 November 2021 00:00
- Ditulis oleh Hembang Tambun
- Dibaca: 7067 kali
Baca: 1 TAWARIKH 13
“Dan baiklah kita memindahkan tabut Allah kita ke tempat kita, sebab pada zaman Saul kita tidak mengindahkannya.” (1 Tawarikh 13:3)
Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 14-16
Dalam satu peperangan melawan orang Filistin, bangsa Israel membawa tabut Allah dengan harapan mereka akan menang karenanya. Namun sebaliknya, mereka kalah. Tabut itu bahkan dirampas musuh (1Sam. 4). Namun karena mereka kena tulah, mereka mengembalikannya ke Israel, lalu tabut itu disimpan di rumah Abinadab, di sebuah kota di barat Yerusalem. Selama puluhan tahun, tabut itu disimpan di sana (1Sam. 7:1). Padahal, tabut itu adalah simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya, dan seharusnya berada di ruang maha kudus di Kemah Pertemuan.
Ketika Daud telah menjadi raja atas Israel, ia ingin mengembalikan tabut itu ke tempat yang seharusnya. Ia berunding dengan seluruh pemimpin dan mengumpulkan umat Israel. Mereka pun mendukung rencana itu. Lalu mereka mengangkut tabut itu di atas kereta yang ditarik lembu. Namun, bencana justru terjadi. Saat lembu-lembu itu tergelincir, Uza mengulurkan tangannya memegang tabut itu, lalu ia mati. Daud menjadi marah sekaligus takut kepada Allah.
Kemudian Daud menyadari bahwa mereka memindahkan tabut itu dengan cara yang salah. Tuhan sendiri telah menetapkan bahwa tabut itu harus diusung oleh para imam. Menyadari hal itu, Daud bertobat. Ia pun melakukannya sesuai ketetapan Allah, dan tabut itu kembali ke Yerusalem (1Taw. 15). Dari sini kita belajar bahwa pekerjaan Tuhan tidak dapat dilakukan dengan cara-cara dunia, atau menurut cara kita sendiri. Cara-Nya adalah yang terbaik. Kita seharusnya menaati-Nya.
—HT/www.renunganharian.net
KITA HARUS MEMAKAI CARA-CARA ALLAH
UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN-PEKERJAAN ALLAH
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Pelayanan Gloria