BERHENTI MENDENGKI
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 19 Oktober 2020 00:00
- Ditulis oleh Hembang Tambun
- Dibaca: 9273 kali
Baca: 1 Samuel 18:1-30
Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. (1 Samuel 18:9)
Bacaan Alkitab Setahun:
Markus 14-16
Awalnya Raja Saul sangat terkesan dengan Daud setelah ia mengalahkan Goliat, pahlawan orang Filistin. Ia pun menunjuk Daud menjadi kepala prajurit dan menugaskannya memerangi musuh-musuh Israel, dan selalu menang. Ketika rakyat mulai menyanjung Daud melebihi Saul, sang raja merasa takhtanya terancam (ay. 7-8).
Sejak saat itu, Saul selalu mendengki Daud. Artinya, ia selalu memandang Daud dengan mata yang cemburu dan hati yang iri. Hatinya dirasuki kejahatan, hingga ia berusaha membunuh Daud, berkali-kali. Karena upaya itu gagal, Saul mengangkat Daud menjadi kepala pasukan seribu, agar ia menjadi yang terdepan dalam segala gerakan tentara, agar ia terbunuh di medan perang. Tetapi penyertaan Tuhan membuat Daud selalu berhasil.
Saul memelihara sifat dengki ini seumur hidupnya (ay. 29b). Hal itu merongrong jiwanya. Membuatnya jatuh dalam berbagai dosa hingga ia makin terpuruk. Sekalipun ia tahu bahwa Allah telah mengurapi Daud menggantikannya menjadi raja Israel, ia makin berusaha mempertahankan kekuasaannya. Dan ia makin menderita. Benarlah kata Amsal 14:30b, bahwa “iri hati membusukkan tulang”.
Sifat dengki muncul ketika kita tidak rela menerima kenyataan, serta karena tidak mensyukuri apa yang kita punya. Kita merasa terancam karena keberadaan orang lain, lalu kita merancang berbagai kejahatan. Tanpa sadar, kita sedang menghancurkan diri sendiri. Kiranya kita menjauhi sifat ini. Jika sudah terlanjur dengki, segeralah berhenti!
—HT/www.renunganharian.net
SIFAT DENGKI MENYERET KITA KE DALAM KEHANCURAN,
SIKAP IKHLAS MENUNTUN KITA MEMAHAMI KEHENDAK TUHAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria