MENGAKUI KEDAULATAN ALLAH
- Rincian
- Diterbitkan hari Minggu, 05 Juli 2020 00:00
- Ditulis oleh Endang B. Lestari
- Dibaca: 8614 kali
Baca: Ayub 42:1-6
“Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.” (Ayub 42:6)
Bacaan Alkitab Setahun:
Mazmur 60-66
Ayub adalah seorang yang saleh dan jujur. Takut akan Allah adalah landasan kesalehannya. Ia memiliki integritas moral dan komitmen sepenuh hati kepada Allah. Ia benar dalam pikiran, perkataan dan tindakannya. Allah sendiri mengakui kesalehan Ayub. Namun kesalehan itu tidak meluputkannya dari pencobaan. Bahkan Allah sendiri yang mengizinkan Iblis datang untuk mencobai Ayub. Allah juga tidak serta-merta membebaskan Ayub dari penderitaan. Ayub dibiarkan jatuh sampai kepada titik nadir kehidupannya.
Dalam penderitaannya, Ayub masih saja setia kepada Allah. Ia tetap teguh dalam iman sekalipun harta miliknya habis, semua anak-anaknya mati, tubuhnya ditimpa barah busuk. Bahkan saat istrinya menyuruhnya mengutuki Allah, Ayub masih bisa mengatakan: “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (Ayb. 2:10). Namun demikian Allah seperti mengabaikan kesalehan itu. Penderitaan Ayub tak segera diambil dari padanya.
Ayub beroleh pemulihan setelah ia mau merendahkan diri dalam penyesalan di hadapan Allah. Setelah ia mencabut perkataannya yang merupakan pembelaan diri atas ketidakberdosaannya selama ini. Ya, sesaleh apa pun hidup manusia, di hadapan Allah ia tetap harus mengakui kedaulatan Allah. Sebab oleh karena anugerah Allah saja manusia dimungkinkan menjadi pribadi yang saleh dan benar. Pengakuan ini jugalah yang menjadi tanda keberhasilan Ayub dalam mengalahkan Iblis. Sudahkah kita mengaku dan sungguh-sungguh mengizinkan Allah berdaulat atas hidup kita?
—EBL/www.renunganharian.net
MENGENAL JATI DIRI MENJAUHKAN KITA DARI KESOMBONGAN
MENGENAL ALLAH MENJADIKAN KITA RENDAH HATI
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria