YEGAR-SAHADUTA
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 22 Jun 2020 00:00
- Ditulis oleh Hembang Tambun
- Dibaca: 15606 kali
Baca: Kejadian 31
Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta, tetapi Yakub menamainya Galed. (Kejadian 31:47)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ayub 30-33
Tadinya Yakub menjadikan pamannya Laban sebagai tempat pelarian setelah ia menipu kakaknya, Esau. Ia bekerja 14 tahun untuk memperoleh kedua putrinya, serta 6 tahun untuk beroleh ternaknya. Selama 20 tahun itu, berkali-kali Yakub dicurangi mertuanya (ay. 41). Putra-putra Laban juga menganggap Yakub sebagai ancaman atas harta ayah mereka. Sikap Laban juga sudah berubah (ay. 1-2). Karenanya, Yakub memutuskan untuk meninggalkan mertuanya dengan memboyong istri-istri dan anak-anaknya, ternaknya serta harta miliknya. Mereka melarikan diri, sebab Laban pasti tidak mengizinkan jika mereka pamit lebih dulu.
Ketika Laban tahu bahwa Yakub telah melarikan diri, ia dan kerabatnya mengejarnya dan berhasil menyusul mereka tujuh hari kemudian (ay. 23). Tetapi intervensi Allah membuat Laban dan Yakub tidak lagi saling bermusuhan (ay. 24). Malahan mereka sepakat untuk mengadakan perjanjian damai. Mereka mendirikan monumen batu sebagai tanda, bahwa mereka tidak akan melewati batas tersebut dengan maksud jahat. Laban menyebutnya “Yegar- Sahaduta” dalam bahasa Aram, sedangkan Yakub menyebutnya “Galed” dalam bahasa Ibrani. Keduanya bermakna sama, yaitu “tumpukan saksi” perjanjian damai mereka.
Kita juga memerlukan “tugu peringatan” agar selalu berdamai dengan orang lain serta tidak mendatangi siapa pun dengan niat jahat. “Tugu” ini tidak harus berbentuk suatu benda atau bangunan, tetapi niat tulus dan komitmen kuat karena ketundukan kita kepada Allah.
—HT/www.renunganharian.net
TINGGIKANLAH TUHAN DALAM HUBUNGAN SOSIAL KITA SEBAGAI PEREKAT,
ITU AKAN MENGINGATKAN KITA AGAR JANGAN MENDEKATI SIAPA PUN DENGAN NIAT JAHAT
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria