PEMBACA PIKIRAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Minggu, 05 April 2020 00:00
- Ditulis oleh Pipi Agus Dhali
- Dibaca: 8626 kali
Baca: Matius 9:1-8
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?” (Matius 9:4)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Samuel 14:24-16
Apabila tidak bermaksud mengucapkannya di bibir, kita berbicara dalam hati. Para ilmuwan NASA telah berhasil menciptakan alat yang dapat menangkap sensor syaraf yang terletak antara dagu dan jakun—syaraf yang berhubungan dengan pita suara kita. Sesudahnya, penangkapan sensor itu ditransmisikan ke dalam wujud kata-kata. Jadi, pada dasarnya, itu alat “pembaca” pikiran manusia.
Apakah Yesus itu Pembaca pikiran? Jika ya, semestinya Dia menyingkap pikiran para ahli Taurat tentang hujatan kepada Allah (ay. 3). Tetapi, yang disingkapkan-Nya ialah kejahatan hati mereka (ay. 4). Artinya, lebih daripada membaca pikiran, Yesus membaca hati manusia (lih. Yoh. 2:25). Si lumpuh diusung kepada Yesus dilandasi pikiran agar disembuhkan. Namun Yesus malah mengampuni dosanya (ay. 5). Yesus membaca hatinya—hati seorang pendosa. Bukan hanya itu, Dia berkuasa mengampuni dosanya. Yesus itu memiliki kuasa setara dengan Allah, Sang Maha Pengampun. Lepas dari orang sedang memikirkannya atau tidak, pengampunan diberikan-Nya.
Kuasa pengampunan yang ada pada Yesus itu ajaib—melebihi segala kuasa lain yang dimiliki-Nya. Seajaib apakah? Pengampunan-Nya melampaui dimensi waktu dan kesadaran dari segala aspek keberdosaan kita. Bayangkan, ketika kita belum atau tidak sedang memikirkannya, dosa kita telah terampuni. Walau tak boleh disalahgunakan—patut dikatakan, bahkan tatkala dosa kita belum diakui, belum disadari, atau belum dilakukan pun, Tuhan sudah mengampuni kita. Ajaib, bukan?
—PAD/www.renunganharian.net
TATKALA HATI SANG MAHA PENGAMPUN MENJUMPAI HATI SI PENDOSA,
YANG TERJADI ADALAH MUKJIZAT PENGAMPUNAN DOSA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria