SADAR AKAN KEMATIAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 27 September 2019 00:00
- Ditulis oleh Pipi Agus Dhali
- Dibaca: 7893 kali
Baca: Lukas 23:33-39
Salah seorang penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya, “Bukankah Engkau Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” (Lukas 23:39)
Bacaan Alkitab Setahun:
Zefanya 1 - Hagai 2
Bahasa Latin mengenal ungkapan Memento mori, artinya: Ingatlah, Anda akan mati! Kenapa mesti diingatkan? Bukankah telah jelas bagi semua orang, dirinya akan mati? Rupanya tidak. Itu sebabnya muncul peringatan ini. Sebab, ternyata banyak orang berlagak seolah-olah dirinya tak akan pernah mati. Hidupnya ceroboh bukan kepalang, segalanya serba kelewat batas, angkuh, egois, dan jahatnya minta ampun—seperti seakan-akan dirinya hidup terus.
Salah seorang penjahat yang disalibkan di dekat Yesus merupakan contoh ekstrem yang mengagetkan. Bagaimana tidak? Palang salib siap merenggut jiwanya. Napasnya tersengal-sengal meregang nyawa. Ajal siap menjemput. Bukit Tengkorak menebar bau kematian yang mencekat di hidungnya. Alih-alih menyadari akan kematiannya ia malah ikut-ikutan menghujat Yesus (ay. 39). Siapa tidak tergoda untuk berkomentar, “Sungguh tidak tahu diri!”
Apakah kita bekerja terlalu keras tanpa menghiraukan kesehatan? Atau sebaliknya bermalas-malasan saja seperti tidak akan menjadi tua? Atau kita terlalu sibuk dan enggan melayani Tuhan seakan-akan kesempatan akan selalu ada? Jika ya, waspadalah! Kita cenderung mengabaikan fakta kematian apabila berkenaan dengan diri sendiri. Padahal ongkosnya terlalu mahal. Yaitu ketidak-siapan menyambut kematian sekaligus untuk menjalani kehidupan dengan baik. Memento mori!
—PAD/www.renunganharian.net
SEBERAPA BAIK DAN BIJAKSANA KITA HIDUP DI DUNIA
DITENTUKAN OLEH SEBERAPA SADAR KITA BAHWA HIDUP INI AKAN BERAKHIR
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria