BAHAGIA ITU PILIHAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 20 Jun 2019 00:00
- Ditulis oleh Eko Elliarso
- Dibaca: 11986 kali
Baca: Lukas 15:11-32
“Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku ... Lalu bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya.” (Lukas 15:18,20)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ayub 21-24
Sebenarnya, Si Sulung dan Si Bungsu mempunyai kesamaan: keduanya tidak puas dengan apa yang mereka dapatkan di rumah bapa mereka. Tetapi, kemudian, pilihan mereka berbeda. Dan, pilihan itu sungguh menentukan.
Si Sulung—yang merasa diri banyak berjasa kepada bapanya, tetapi merasa bapanya tidak membalas jasanya (ay. 29)—memilih menganggap bapanya tidak mengasihinya, bahkan marah kepada bapanya (ay. 28). Pilihan itu membuat Si Sulung jauh dari kebahagiaan.
Si Bungsu memang sempat hilang. Tetapi, dia akhirnya menyadari bahwa kunci kebahagiaan adalah dekat dengan bapanya. Dia mengambil pilihan yang menentukan: “Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku” (ay. 18). Lalu, dia pulang untuk merealisasikan pilihannya: dekat dengan bapanya (ay. 20). Dan sungguh, dia menemukan kebahagiaan.
Apa makna kisah itu bagi kita? Tuhan menyediakan kebahagiaan. Tetapi, ternyata, pilihan kita ikut menentukan apakah kita berbahagia, atau tidak. Seperti yang tampak pada Si Sulung, persepsi dan sikap kita terhadap hal-hal yang kita miliki dan kita alami ternyata menentukan apakah kita akan berbahagia atau tidak. Dan, seperti yang terlihat pada Si Bungsu, langkah yang kita ambil sungguh menentukan apakah kita akan berbahagia atau tidak. Kita berbahagia jika kita memilih sikap dan langkah yang mengantar kita kepada kebahagiaan, tetapi kita tidak berbahagia jika kita memilih sikap dan langkah yang menjauhkan kita dari kebahagiaan.
Demikianlah ihwalnya: Berbahagia atau tidak berbahagia adalah soal pilihan.
—EE/www.renunganharian.net
PILIHAN KITA MENENTUKAN KEBAHAGIAAN ATAU KETAKBAHAGIAAN KITA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria