MENYOROT DIRI SENDIRI
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 25 Mei 2018 00:00
- Ditulis oleh Richard Tri Gunadi
- Dibaca: 11836 kali
Baca: Mazmur 119:105-112
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Mazmur 119:105)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 14-17
Saat berkendara pada malam hari, kita menyalakan lampu untuk siapa? Jelas untuk diri kita, agar bisa melihat keadaan dengan jelas, agar bisa memberitahu kendaraan lain saat belok atau berhenti, dan untuk keamanan. Dalam kondisi darurat, misalnya listrik padam, lampu kadang dipakai untuk menyorot ke arah tertentu.
Daud mengibaratkan firman Tuhan sebagai penuntun hidupnya. Ia tidak menggunakan pelita untuk menyoroti hidup orang lain, tapi dirinya sendiri (ay. 105). Ia bersumpah akan menepati firman Tuhan dan berpegang pada hukum-Nya yang adil. Ia tidak melupakan Taurat Tuhan.
Sayangnya, sebagian orang Kristen justru berbuat sebaliknya. Mereka menggunakan firman Tuhan untuk menyorot kehidupan orang lain. Saat hamba Tuhan berkhotbah dengan keras tentang dosa, mereka merasa khotbah itu cocok buat si A yang degil, atau si B yang mata duitan. Kita begitu cepat menuding orang lain harus bertobat saat dibukakan ayat Alkitab tertentu. Betul, kita memang bisa menggunakan firman Tuhan untuk mengajar, tetapi hanya Tuhan yang bisa mengubah hati seseorang.
Tuhan ingin kita hidup dalam kebenaran firman-Nya, bukan menjadikan firman-Nya sebagai alat untuk menghakimi orang lain. Ingat, penghakiman itu bagian Tuhan. Bagian kita adalah membaca, merenungkan, dan melakukan firman-Nya. Jadikan firman Tuhan penuntun hidup kita. Kalau kita harus berubah, berubahlah. Kalau kita harus bertobat, bertobatlah. Kalau kita harus mengakui dosa, akuilah dosa itu.
—RTG/www.renunganharian.net
FIRMAN TUHAN BUKANLAH ALAT UNTUK MENGHAKIMI ORANG LAIN,
MELAINKAN PELITA UNTUK MENUNTUN HIDUP KITA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria