HATI YANG PEKA
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 07 Mei 2018 00:00
- Ditulis oleh Imelda Saputra
- Dibaca: 13084 kali
Baca: 2 Samuel 12:1-25
Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.” (2 Samuel 12:5)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Raja-raja 16-17
Roberto Salazar, bocah 6 tahun, jarang menangis. Ia menderita penyakit langka, yang membuatnya tidak bisa merasakan sakit alias mati rasa. Pernah ia mencoba menggigit lidahnya sendiri sampai putus. Orangtuanya jelas panik. Ia juga pernah terjatuh dan tidak merasakan apa-apa. Saat bangun pagi hari, lukanya sudah menganga.
Penyakit seperti itu jelas membahayakan. Namun, mati rasa secara mental pun tidak kalah mengerikan dan membahayakannya bagi hidup seseorang. Daud sempat mengalami ini. Ketika ia jatuh dalam dosa perzinahan, Allah mengutus nabi Natan untuk menegurnya. Hamba Allah itu datang dengan perumpamaan. Tidak sedikit pun Raja Daud merasa tersindir, merasa ditegur, merasa diperingati oleh Tuhan lewat kisah orang kaya dan orang miskin itu. Malah ia menyangka bahwa kisah itu sungguh-sungguh terjadi sehingga ia mengutuk keras perbuatan itu dan mengharuskan si orang kaya membayar ganti rugi dan mesti dihukum mati.
Kadang-kadang kita pun bersikap serupa. Tuhan menegur lewat khotbah, tapi pikiran kita langsung tertuju kepada pasangan, tetangga, teman kerja, kerabat, dan bergumam, “Seandainya dia mendengar khotbah ini?” Ya, bukannya tersadar dan memohon ampun pada Tuhan, kita justru merasa tidak bersalah sama sekali. Jika selama ini tanpa sadar kita kurang peka, marilah kita minta hati dan telinga yang sensitif. Berdoalah agar Tuhan memperbaharui hidup kita sehingga kala Dia bicara, kita langsung tanggap. Saat Dia menegur, kita segera mengambil tindakan. Mau?
—ISP/www.renunganharian.net
HATI YANG PEKA TIDAK AKAN MEMBUAT
ORANG JATUH TERLALU JAUH KE DALAM DOSA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria