KACAMATA HITAM
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 10 Februari 2018 00:00
- Ditulis oleh Pipi Agus Dhali
- Dibaca: 9557 kali
Baca: Matius 20:1-16
Ketika mereka menerimanya, mereka bersungutsungut kepada pemilik kebun itu. (Matius 20:11)
Bacaan Alkitab Setahun:
Imamat 24-25
Aji mengidolakan Bayu sebab caranya berjalan dan berpakaian sungguh keren. Bayu sangat terpikat pada Catur. Dan dirinya ingin menjadi seperti Catur yang adalah pemain utama dalam regu basket sekolah. Catur punya kekagumannya tersendiri terhadap Danu yang pandai bergaul. Danu amat terpukau dan terobsesi oleh keterampilan Aji berenang. Lucu. Jika diurutkan, sebenarnya Aji cukup menjadi dirinya sendiri saja.
Para pekerja pertama ditemukan terdahulu dan mendapat kesempatan pertama untuk bekerja—sementara banyak orang menganggur pada hari itu. Sungguh suatu karunia-berkat, bukan? Mereka pun diupah sesuai perjanjian (ay. 2, 13). Tidak ada yang salah. Tetapi mengapa waktu menerima upahnya mereka bersungut-sungut? (ay. 11). Itu karena mereka membandingkan diri dengan upah yang diterima pekerja-pekerja lain (ay. 9-10). Pembandingan itu membangkitkan iri hati yang menghapus segala rasa syukur atas kebaikan yang telah mereka terima (ay. 15).
Berkat diberikan untuk diterima dengan syukur. Bukan untuk dibandingkan, apalagi ditandingkan. Mengukur dan mengadunya pasti membuat rasa dengki menyala di hati. Padahal iri hati melenyapkan syukur, kegembiraan, keceriaan, bahkan seluruh kebaikan yang ada pada diri kita. Bukankah itu ongkos yang terlalu mahal untuk dibayar?
—PAD/www.renunganharian.net
IRI HATI LAYAKNYA “KACAMATA HITAM” YANG MEMBUTAKAN KITA
TERHADAP INDAHNYA KARUNIA KEHIDUPAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria