TOMBAK
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 15 April 2017 00:00
- Ditulis oleh Agustina Wijayani
- Dibaca: 8890 kali
Baca: Yohanes 19:31-37
... tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. (Yohanes 19:34)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Samuel 13-14
Ada sebuah cerita tradisi yang berkembang tentang prajurit yang menikam lambung Yesus dengan tombak. Konon, namanya adalah Longinus. Ia adalah seorang prajurit Romawi yang mengalami gangguan mata. Menurut cerita itu, saat menombak lambung Yesus maka mata Longinus terkena tetesan darah Yesus. Dan, seketika sembuhlah matanya.
Waktu itu, kebiasaan orang Romawi saat menyalibkan penjahat adalah membiarkannya terus tergantung sampai ia meninggal. Bahkan, dibiarkan sampai mayatnya dimakan burung bangkai. Namun itu berarti akan makan waktu berhari-hari. Sementara setelah hari penyaliban Yesus itu, adalah hari Sabat istimewa. Maka orang Yahudi meminta Pilatus agar mempercepat kematian para terhukum. Salah satu caranya adalah dengan mematahkan kaki mereka, hingga mereka tak sanggup meluruskan tubuh dan tak bisa bernapas. Bersyukur, tentara Romawi tidak mematahkan kaki Yesus. Tapi, mereka meyakinkan bahwa Yesus benar-benar mati dengan menombak lambung-Nya.
Setelah mengalami berbagai macam siksaan, mengapa lambung Yesus masih harus ditombak dengan keji? Mungkin ada rasa tidak terima. Namun nyatanya dalam hal keji ini pun ada maksud Tuhan yang indah. Sebab, dengan pembuktian ini semua saksi melihat bahwa Yesus sungguh meninggal. Dan, ini yang membuat kebangkitan-Nya menjadi keajaiban luar biasa. Kedua, tindakan ini menggenapi firman Tuhan. Zakharia 12:10 berkata, “... dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam”—ya, Dia telah terbukti sebagai Juruselamat yang patut kita pandang dan sembah! —AW
SANG PENYELAMAT MESTI TERSALIBKAN DAN TERTIKAM
AGAR GENAPLAH PENEBUSAN ATAS KITA DIBAYARKAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria