LEWAT JALAN YANG PATUT
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 17 Desember 2016 00:00
- Ditulis oleh Eko Elliarso
- Dibaca: 8446 kali
Baca: Amsal 3:1-6
Akuilah Dia dalam segala lakumu. (Amsal 3:6)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Petrus 1-2
Media massa dironai kabar-kabar buram. Siswa mengejar kelulusan lewat bocoran soal. Calon mahasiswa menyiasati seleksi dengan bantuan joki. Pungli berkelanjutan sampai sekarang. Dan, kabar-kabar buruk lainnya. Orang menggapai sesuatu lewat jalan-jalan tak bermoral. Pertanyaannya: Patutkah orang bersyukur atas sesuatu yang diperoleh lewat jalan semacam itu?
Alkitab menasihati, “Akuilah Dia dalam segala lakumu.” Itu bukan sekadar mengakui bahwa Dia ada. “Mengakui Dia” adalah mengakui kedaulatan-Nya atas semua sisi kehidupan. Karenanya, itu hanya bisa diwujudkan dengan memberlakukan kehendak-Nya dalam semua hal.
Syukur adalah pengakuan dan penghormatan kepada Tuhan. Berarti, hal yang kita peroleh patut kita syukuri hanya jika kita menggapainya lewat jalan-jalan yang di dalamnya kita “mengakui Tuhan”. Lulus ujian lewat bocoran tak patut disyukuri karena di sana Tuhan tidak diakui. Lolos seleksi lewat joki tak patut disyukuri karena jalan itu tidak mengakui Tuhan. Buah dari pemerasan tak layak disyukuri karena jalan-jalan pemerasan tidak mengakui Tuhan.
Memang, moralitas jalan yang ditempuh menentukan apakah hasilnya patut disyukuri. Hanya hal-hal yang diupayakan lewat jalan yang berkenan bagi Tuhanlah—yakni, yang di dalamnya kita “mengakui Tuhan”— yang dapat disebut sebagai hal yang baik, dan dengan demikian patut disyukuri. Sesungguhnyalah, syukur hanya patut dinaikkan untuk hal-hal yang diperoleh lewat jalan-jalan yang memang patut. —EE
MENSYUKURI HAL-HAL YANG DIPEROLEH LEWAT JALAN-JALAN YANG TAK PATUT
ADALAH SYUKUR YANG SUNGGUH TIDAK PATUT
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria