BERANI KARENA BENAR
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 11 November 2016 00:00
- Ditulis oleh Go Hok Jin
- Dibaca: 10660 kali
Baca: Ayub 27:1-6
Sampai binasa aku tetap mempertahankan bahwa aku tidak bersalah. (Ayub 27:5)
Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 7-8
Saya punya seorang teman yang terkenal berani. “Selama aku benar, enggak ada yang perlu kutakuti. Siapa pun akan kuhadapi, dengan segala risikonya,” katanya. Tak jarang prinsip yang dipegangnya dengan teguh ini membuatnya kerepotan. Ia pernah dipanggil pihak manajemen di kantornya karena dianggap bersalah, padahal ia sama sekali tidak melakukan kesalahan. Pengalaman itu tak membuatnya jera. Baginya, mempertahankan kebenaran memang bukan tanpa risiko.
Dalam percakapan dengan teman-temannya, Ayub terlihat jelas sebagai sosok yang tidak mau mengkompromikan kebenaran. Uraian, nasihat, dan sangkaan mereka—bahwa dirinya pasti ada kesalahan di hadapan Allah—dibalasnya dengan tegas bahwa ia tidak bersalah. Ayub bahkan berkata, “Sampai binasa aku tetap mempertahankan bahwa aku tidak bersalah.” Ia melanjutkan bahwa dirinya berkomitmen untuk memegang teguh kebenaran dalam hari-hari yang telah dijalaninya (ay. 6). Dari mana keberanian dan keteguhan hati Ayub terhadap kebenaran? Semuanya berasal dari hati Ayub yang takut akan Allah (Ayb. 1:1). Kualitas pribadi yang diakui, bahkan dibanggakan oleh Allah di hadapan Iblis (Ayb. 1:8).
Ada korelasi kuat antara takut akan Allah dengan cara hidup seseorang. Seseorang yang mengaku bahwa ia takut akan Allah, tetapi sering mengkompromikan kebenaran, pengakuannya dapat diragukan. Masihkah kebenaran menjadi hal yang berharga dan kita pegang teguh? Masihkah takut akan Tuhan ada dalam diri kita? —GHJ
KEBENARAN TAK PERNAH LEKANG OLEH WAKTU
KARENA TUHAN ADA DI DALAMNYA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria