IDENTITAS PENUH CINTA
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 10 November 2016 00:00
- Ditulis oleh Eko Elliarso
- Dibaca: 11306 kali
Baca: Kisah Pr. Rasul 2:41-47
Dan mereka disukai semua orang. (Kisah Pr. Rasul 2:47)
Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 4-6
Identitas adalah hal signifikan yang mencirikan diri kita. Sebagian dari identitas itu dari sono-nya, misalnya: Petrovsky orang Rusia, 193 cm, golongan darah A, mata biru. Identitas jenis ini kita terima begitu saja, kita tak mungkin memilih.
Ada identitas jenis lain: identitas moral, yakni kecondongan moral kita dalam menghadapi persoalan: pemaaf atau pendendam; mementingkan kesejahteraan bersama atau egois; dan sebagainya. Identitas moral bukan karakter bawaan. Ia kita miliki hanya jika kita memilihnya, merangkulnya, dan mempertahankannya.
Para pengikut Kristus “disukai semua orang” (ay. 47). Tentu saja, ada juga orang, misalnya kaum Farisi, yang membenci mereka. Tetapi, memang, banyak orang menyukai mereka. Pertanyaannya: apa yang membuat mereka disukai banyak orang? Mereka peduli, suka berbagi (ay. 44-46); berasal dari berbagai latar belakang, tetapi selalu berkumpul bersama (ay. 42, 46), menerima semua orang tanpa membeda-bedakan, menghargai semua tanpa kecuali, dan merealisasikan kasih dengan nyata. Identitas moral yang penuh cinta. Itulah kuncinya.
Sejak dahulu, kemajemukan menjadi ujian berat bagi hubungan antarmanusia. Absennya identitas moral yang penuh cinta telah berulang kali melahirkan tindakan mengerikan: diskriminasi, penolakan, marginalisasi, bahkan eliminasi. Maka, karena identitas moral adalah soal pilihan, kepada kita ditanyakan: Maukah kita memilih identitas moral yang penuh cinta sebagai identitas kita? —EE
IDENTITAS MORAL YANG PENUH CINTA ADALAH SYARAT
DAN PEREKAT KEBERSAMAAN DALAM KEMAJEMUKAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria