MULUT YANG BIJAK
- Rincian
- Diterbitkan hari Rabu, 10 Agustus 2016 00:00
- Ditulis oleh Natan Setiawan Gultom
- Dibaca: 13943 kali
Baca: Yakobus 3:1–12
Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin. (Amsal 17:27)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yesaya 47-51
Sudah menjadi rahasia umum tempat kita beribadah (gereja) ada kelebihan dan kekurangannya. Saya sering bertemu kawan, saudara, rekan kerja yang mengeluh tentang gereja tempat mereka beribadah. Mereka mengeluh tentang staf, liturgi, alokasi dana, kepemimpinan gereja, musik, dll. Tentu kita semua rindu untuk menciptakan lingkungan ibadah yang ideal. Sedihnya, dalam proses mencapai keadaan tersebut, gejolak mulut untuk melontarkan keluhan tidak berhenti, malah menjadi-jadi.
Gejolak mulut ini bisa terjadi pada siapa pun, termasuk saya. Kala tidak puas, tidak senang, tidak cocok, kita cenderung mengatakan hal-hal yang tidak pantas. Raja Salomo memberikan satu hikmat bagi kita yang ingin terus bertumbuh dewasa. Kita belajar lebih bijaksana dalam berkata-kata walaupun tahu segala hal tentang permasalahan yang sedang kita hadapi. Kita sebaliknya bisa memberikan kata-kata yang membangun, memberikan pencerahan, dan membangkitkan semangat. Kata-kata negatif akan menghambat kerohanian kita. Bahkan, hal itu bisa menghambat mereka yang tulus ingin mencari kebenaran Tuhan. Mulut yang negatif cenderung kurang peka atas dampak yang muncul bagi sesama.
Ukuran mulut sangat kecil, tetapi dampaknya besar. Ia susah untuk dijaga. Perlu hikmat Tuhan supaya kita bisa menjaga kata-kata kita dengan baik. Kiranya kita dijauhkan dari menjadi sama dengan orang fasik, yang kepada mereka Tuhan akan “membuat mereka tergelincir karena lidah mereka; setiap orang yang melihat mereka menggeleng kepala” (Mzm. 64:9).—NSG
ORANG BEBAL TIDAK MENGENDALIKAN MULUTNYA.
ORANG BERHIKMAT MENJAGA MULUT DENGAN BAIK.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria