BUKAN MANUSIA SUPER
- Rincian
- Diterbitkan hari Rabu, 22 Jun 2016 00:00
- Ditulis oleh Herodion Pitrakarya G.
- Dibaca: 12360 kali
Baca: Markus 10:32-34
Ia akan diolok-olok, diludahi, dicambuk dan dibunuh, tetapi sesudah tiga hari Ia akan bangkit. (Markus 10:34)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ayub 30-33
Manusia cenderung menyukai yang serbasuper, serbahebat, serbadahsyat. Tokoh-tokoh pahlawan dalam komik dan film digambarkan demikian. Semboyan Olimpiade “lebih cepat, lebih kuat, lebih tinggi” secara tersirat mengajak kita bernyanyi, ”Jadilah manusia super!” Manusia beranggapan bahwa di tengah kehidupan yang penuh persaingan ini, mereka yang kuatlah yang akan selamat.
Tuhan Yesus menyebut diri-Nya “Anak Manusia.” Artinya, Mesias yang taat sepenuhnya pada Bapa, termasuk menanggung penderitaan di kayu salib, demi menyelamatkan umat manusia. Dia bukan Mesias yang memakai kekerasan dan kekuatan, melainkan Mesias yang lemah lembut dan rendah hati, bahkan jatuh ke tangan musuh untuk disiksa dan mati. Para murid Tuhan Yesus pada waktu itu sulit menerima sosok Mesias yang seperti itu. Sebagian orang pada masa kini pun berpendapat demikian.
Tetapi, apa artinya menolak Mesias yang seperti itu? Itu berarti menolak karya keselamatan Allah dalam diri Kristus Yesus. Itu berarti melanggengkan jalan kekuatan dan kekerasan. Itu berarti kehilangan hakikat hidup sebagai manusia.
Ketika kita menyambut karya keselamatan-Nya, Tuhan Yesus menyediakan kehidupan baru bagi kita. Hidup baru ini tidak selalu nyaman. Ada saatnya kita ditantang untuk berkurban pula, direndahkan dan dihina, demi ketaatan kepada Tuhan dan dalam rangka pelaksanaan tugas dan panggilan sebagai pewarta keselamatan Allah. Syukurlah, Tuhan Yesus akan menyertai dan menguatkan kita menghadapi tantangan tersebut.—HPG
TUHAN TIDAK MEMERLUKAN MANUSIA YANG HEBAT,
MELAINKAN MANUSIA YANG RELA UNTUK MENJALANKAN MISI-NYA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria