BELAJAR PADA SEMUT
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 20 Jun 2016 00:00
- Ditulis oleh Susanto
- Dibaca: 35941 kali
Baca: Amsal 6:6-11
Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. (Amsal 6:6)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ayub 21-24
Seorang buta berjualan kerupuk. Jika pembeli membayar lebih, ia mempersilakan mereka mengambil sendiri uang kembalian dari tasnya. “Kalau ada yang curang bagaimana, Pak?” tanya seorang pembeli. Ia menjawab, “Gusti Allah tidak akan salah alamat memberikan rezeki, Mas. Kalaupun sekarang saya rugi, saya yakin Gusti Allah menyiapkan rezeki lain buat saya.” Dengan segala keterbatasannya, penjual kerupuk itu tidak lalu bermalas-malasan, namun giat mencari rezeki dengan meyakini kebaikan Allah.
Salomo menghardik para pemalas, “Hai pemalas, pergilah kepada semut, dan belajarlah kepada mereka!” (ay. 6-11). Apakah yang dapat kita pelajari dari semut? Sekalipun ia kecil, kita dapat memijaknya tanpa sadar (bdk. Ams. 30:25), semut rajin bekerja di musim panas, mengumpulkan makanannya, menyimpannya, menjaga sarangnya. Bila ada makanan yang lebih besar dari dirinya, semut akan memanggil teman-temannya untuk menyeret makanan itu secara beramai-ramai (ay. 7-8). Makanan yang terkumpul kemudian dinikmati bersama tanpa bersaing dan saling membunuh. Mereka hidup berkelompok, dalam satu koloni yang saling menopang, percaya, dan rukun.
Itulah sebabnya, Salomo, sang raja yang penuh hikmat itu, menasihati rakyatnya agar pergi dan belajar kepada semut. Rajin bekerja kala musim panas, agar saat musim dingin yang sangat menyulitkan bagi binatang sekecil semut, mereka memiliki persediaan yang cukup sebagai bentuk pemeliharaan Sang Pencipta. Kiranya kita pun belajar hidup dengan bijaksana.—SST
KEMALASAN MENDATANGKAN KEKURANGAN,
KERAJINAN MENDATANGKAN KECUKUPAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria