MARI KELUAR
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 13 Jun 2016 00:00
- Ditulis oleh Wiji Suprayogi
- Dibaca: 11504 kali
Baca: Kejadian 8
Lalu keluarlah Nuh bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya.(Kejadian 8:18)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ester 4-7
Selama air bah belum surut, Nuh hidup dalam sebuah dunia kecil yang lengkap. Di dalamnya tinggal berbagai makhluk dan sebuah sistem kehidupan yang nyaman dan berkecukupan. Jika kita sedikit berimajinasi, mudah bagi Nuh merasa dirinya dewa penyelamat bagi semua makhluk dalam bahtera. Sedikit lagi mungkin ia akan menganggap dirinya Tuhan. Bukankah Nuh diberkati, jujur, saleh, dan dipilih untuk menyelamatkan dunia (bdk. Kej. 6:9)? Sungguh suatu surga kecil yang sempurna bagi Nuh dan keluarganya.
Sebagian orang berjuang memiliki dunia yang sempurna dengan dirinya sebagai pusatnya, diberkati secara ekonomi, menjadi teladan dan berdampak bagi masyarakat. Selanjutnya kita berusaha mempertahankan semua pencapaian itu dengan dalih harga diri dan memperjuangkan kebaikan Tuhan. Kita semua menyukai surga kecil yang nyaman.
Syukurlah, Nuh memutuskan keluar dari bahtera, dan keluar jugalah semua penghuni lain bahtera itu. Proses ini tampaknya melambangkan keluarnya Nuh dari masa lalu, dari lingkungan yang nyaman, untuk menyongsong dunia yang baru dan mengikuti petunjuk Tuhan. Nuh kembali menyerahkan semuanya pada sang Pencipta. Dia membuat persembahan dan bau harumnya mencapai surga. Dan Allah membuat perjanjian baru bagi dunia.
Seandainya Nuh tidak mau keluar, menganggap semua hewan itu miliknya dan tidak boleh keluar, menganggap bahtera itu karya besar yang harus dipertahankan, dunia akan memiliki cerita lain. Syukurlah, Nuh keluar dan berkomunikasi dengan Tuhan untuk menempuh langkah baru.—WJS
KITA PERLU KELUAR DARI KENYAMANAN UNTUK MENYAMBUT PANGGILAN TUHAN
DAN MENGGENAPI TUJUAN-NYA BAGI KITA DI DUNIA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria