PERUT IKAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 07 Mei 2016 00:00
- Ditulis oleh Yessica Kansil
- Dibaca: 9857 kali
Baca: Yunus 2:1-10
Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN. (Yunus 2:7)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Raja-Raja 16-17
Yunus diombang-ambingkan ombak di lautan kelam ketika mengingkari panggilan Tuhan. Namun, jiwa Yunus, yang lemah dan penuh kekhawatiran selama terhempas gelombang pasang, akhirnya disentuh oleh tangan Tuhan saat ia berada di dalam perut ikan besar yang menelannya hidup-hidup.
Berada di dalam perut ikan menyadarkan Yunus bahwa sekalipun ia telah berbuat dosa dan lari mengingkari panggilan Tuhan (ay. 4), kasih Tuhan, yang lebih besar daripada perut ikan yang menelannya, kembali menjamah dan menyadarkannya akan kesalahan dan dosa yang ia perbuat (ay. 6). Di dalam ruang sempit, ia kemudian menyadari bahwa samudera dan gelombang yang menghampirinya begitu dekat tak mampu mengalangi pengampunan Allah yang membawanya menerima keselamatan (ay. 9).
Ada saat-saat dalam hidup ini ketika kita merasa sedang berada di dalam perut ikan. Situasi yang suram, gelap pekat, sempit untuk berpikir, diiringi aroma tak sedap masalah kita, dan tak ada seorang pun yang akan menolong. Di dalam ‘perut ikan’, kepada siapa kita menaruh pengharapan?
Ingatlah bahwa ketika Yunus berada di tempat yang serupa, ia memilih untuk memanggil nama Tuhan, memohon ampun, dan mensyukuri penyertaan-Nya yang masih tetap sama besarnya. Berada dalam perut ikan mengingatkan Yunus akan kasih Allah yang tiada terukur. Ia mengucap syukur, memohon ampun, dan berjanji untuk melakukan perintah Tuhan. Semoga kita pun demikian.—YES
LEBIH BAIK BERADA DI PERUT IKAN BERSAMA TUHAN
DARIPADA BERDIAM DI TEMPAT TENANG SEORANG DIRI
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria