PENCURI UANG KECIL
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 05 Desember 2015 00:00
- Ditulis oleh Okky Sutanto
- Dibaca: 8706 kali
Baca: Amsal 11:1-2
Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat. (Amsal 11:1)
Bacaan Alkitab Setahun:
Filipi 1-4
Seorang rekan menraktir saya makan siang di restoran mewah. Usai membayar, ia tersenyum dan berkata, “Dasar pencuri uang kecil.” Saya penasaran. Ternyata, uang kembaliannya dibulatkan ke bawah oleh kasir. Tidak seberapa memang, hanya beberapa rupiah. Kebanyakan kita menganggap hal semacam itu sudah biasa. Namun, rekan saya berpendapat, hal itu tidak pantas dilakukan. Kalaupun terpaksa dilakukan, alangkah baiknya jika si kasir meminta izin terlebih dahulu.
Sepintas sikap rekan saya terlihat berlebihan. Namun, jika diperhatikan secara saksama, perbuatan si kasir memang salah. Seorang pelanggan punya hak untuk menerima uang kembali secara utuh, tanpa dikurangi satu rupiah pun. Jika penjual tidak bisa memberikan uang kembali secara utuh, karena alas an tidak ada uang kecil misalnya, ia perlu memberi tahu pembeli. Jika tidak, sebenarnya penjual sedang mengambil hak pelanggan.
Dalam kehidupan sehari-hari, siapa pun kita, baiklah kita memberikan apa yang menjadi hak orang lain secara utuh. Tuhan berkenan akan batu timbangan yang tepat (ay. 1). Dalam berdagang, laba memang penting, tapi buat apa mendapatkan laba yang sia-sia (ay. 18). Dalam segala hal, lebih baik memberi daripada mengurangi, apalagi sampai menghilangkan hak orang lain. Jangan takut kekurangan karena harus memberi. Sebaliknya, berbahagialah jika harus memberi. Karena firman-Nya berkata, “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum” (ay. 25).—OKS
KITA SUDAH TERBIASA, MEMINTA APA YANG MENJADI BAGIAN KITA.
SUDAHKAH KITA MEMBERI, APA YANG MENJADI BAGIAN ORANG LAIN?
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria