IBADAH KITA?
- Rincian
- Diterbitkan hari Minggu, 19 Juli 2015 00:00
- Ditulis oleh Herodion Pitrakarya G.
- Dibaca: 9508 kali
Baca: Ibrani 10:19-25
Jadi, Saudara-saudara, kita sekarang dengan penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, oleh darah Yesus. (Ibrani 10:19)
Bacaan Alkitab Setahun:
Mazmur 144-150
Dua anak kecil menginap di rumah nenek mereka. Pada waktu berangkat tidur, mereka berlutut untuk berdoa. Anak yang kecil berkata dengan suara keras, ”Tuhan, saya berdoa minta sepeda dan Nintendo!” Kakaknya menegur, ”Kenapa kamu berdoa keras-keras? Tuhan tidak tuli!” Jawab adiknya, ”Ya, Tuhan memang tidak tuli, tetapi nenek tuli!”
Cara berdoa kita sering menunjukkan sikap ibadah kita, dan kita sering melakukan kekeliruan seperti anak tadi. Ketika Tuhan Yesus disalibkan, tirai bait Allah terbelah menjadi dua. Hal itu berarti Yesus telah membuka jalan bagi kita melalui diri-Nya untuk mendekat pada Bapa. Itulah sebabnya kita sekarang dapat dengan penuh keberanian masuk ke dalam tempat kudus. Di samping itu, Yesus telah benar-benar membersihkan kita dari hati nurani yang jahat dan membasuh kita dengan air yang murni.
Lalu, bagaimana seharusnya kita beribadah? Pertama, kita beribadah dengan hati yang tulus ikhlas. Ada kerinduan untuk bertemu dengan Allah bukan karena terpaksa atau dipaksa. Bukan karena ada pamrih. Kedua, kita beribadah dengan teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita di dalam Tuhan. Tidak terombang-ambing kian kemari oleh kekhawatiran. Sungguh yakin bahwa Dia yang berjanji itu setia. Ketiga, kita beribadah dengan saling memperhatikan dan saling mendorong dalam kasih. Bukan malah menjelek-jelekkan, menghakimi, menolak, menjatuhkan sesama. Demikianlah kita merayakan jalan baru yang telah Yesus sediakan.—HPG
BERIBADAH ITU SUNGGUH PERLU,
TETAPI JANGAN DENGAN CARA YANG KELIRU
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria