MENERIMA KEKALAHAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Rabu, 08 April 2015 00:00
- Ditulis oleh Pipi Agus Dhali
- Dibaca: 17465 kali
Baca: 1 Samuel 18:6-9
Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. (1 Samuel 18:9)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Samuel 22-24
Pemilihan presiden AS pada 1940 dimenangkan oleh Franklin D. Roosevelt dengan perolehan 55% suara. Lawannya, calon dari Partai Republik, ialah Wendell Wilkie. Yang membuat banyak orang heran adalah respons Wilkie setelah kalah. Ia malah mendukung salah satu kebijakan kontroversial Roosevelt mengenai tanah. Ketika ditanya, ia menjawab, "Dulu saya bertarung keras untuk mengalahkannya, tetapi sekarang ia sudah terpilih. Sekarang ia presiden saya."
Sejak penaklukan Goliat (1 Sam. 17), Daud amat populer di mata rakyat. Ditambah lagi, sebagai komandan prajurit Israel, ia meraih kemenangan demi kemenangan gemilang (1 Sam. 18:5). Daud merebut hati bangsanya melebihi Saul. Bahkan anak dan pegawai raja pun bersimpati besar padanya (1 Sam. 18:1, 5). Alih-alih mengakuinya dengan jiwa besar, Saul menolak untuk merangkul kenyataan tersebut. Ia tidak terima dirinya dikalahkan. Ia membiarkan kedengkian menguasai dan merusak jiwanya (ay. 9).
Ayah saya selalu berpesan, hidup ini seperti ajang permainan. Ada yang menang, ada yang kalah. Tidak mungkin menang terus, atau sebaliknya. Keduanya harus diterima dengan jiwa besar. Jangan pongah dan gegabah ketika menang. Tak perlu marah dan menyerah ketika kalah. Apalagi dengki. Lebih utama, jiwa kita tetap sehat. Sanggup memikul kemenangan. Mampu menerima kekalahan. Anda sedang gagal atau dikalahkan? Terimalah dengan besar hati, Tuhan sedang membentuk Anda menjadi pemenang sejati.—PAD
TAHU MERESAPI ARTI SEBUAH KEKALAHAN
MEMBUAT KITA MAMPU MEMAKNAI SEBUAH KEMENANGAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria