FILM DETEKTIF
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 27 Maret 2015 00:00
- Ditulis oleh Pipi Agus Dhali
- Dibaca: 11491 kali
Baca: Wahyu 3:14-22
...dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang. (Wahyu 3:17)
Bacaan Alkitab Setahun:
Hakim-Hakim 12-14
Sebagai penggemar serial film detektif, saya mencermati perbedaan mencolok antara film-film sejenis pada masa lampau dengan yang ditayangkan saat ini. Salah satunya, pada cara tampil si pemeran utama. Dulu, tokoh utama lebih banyak tampil sendirian. Menjadi jagoan sendirian. Sekarang, yang menonjol adalah kerjasama tim. Keberhasilan menggulung sindikat penjahat adalah hasil kerja bersama. Setiap individu bahu membahu saling membutuhkan dan menolong.
Kaya. Bergengsi. Penghasil mantel wol. Produsen salep mata mujarab. Itulah kota Laodikia pada masa itu. Satu yang tak dimilikinya: air. Untuk kebutuhan air, harus dipasok (membeli) dari luar. Sayangnya, mentalitas penduduk Laodikia terlanjur sombong. Merasa kaya dan bisa mencukupkan diri sendiri. Merasa tidak butuh bantuan dari luar. Jemaat Kristen di kota itu pun terjangkit keangkuhan serupa. Merasa sanggup mandiri dan tidak butuh siapa pun. Hanya memandang kehebatan, tetapi luput melihat kekurangan. Itu sebabnya mereka menerima teguran keras dari Tuhan (ay. 17-19).
Kehidupan masa kini menuntut orang saling bekerja sama dan berjejaring. Anggota keluarga harus kompak saling topang. Dalam hal bekerja, kerja sama tim harus diutamakan. Dalam pelayanan, semua harus saling bergandengan tangan untuk kemuliaan-Nya. Tuhan menghendaki jangan ada seorang pun beranggapan dirinya mampu tanpa dukungan siapa-siapa. Sebab, yang seperti itu tidak ada!—PAD
KESOMBONGAN MENGGANGGAP DIRI SENDIRI BISA TANPA BANTUAN.
KERENDAHAN HATI MERAIH SUKSES MELALUI KERJA SAMA.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria