KETINGGALAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 31 Januari 2015 00:00
- Ditulis oleh Pipi Agus Dhali
- Dibaca: 10240 kali
Baca: Wahyu 2:1-7
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. (Wahyu 2:5)
Bacaan Alkitab Setahun:
Keluaran 40
Ada pengalaman unik di perjalanan bisnis paman saya. Mobilnya berhenti di pom bensin untuk mengisi bahan bakar. Setelah tangki penuh, sopir segera membawa mobil melaju. Sementara paman tertinggal karena sedang berada di kamar kecil. Setibanya di tujuan barulah sopir itu menyadari bahwa atasannya tidak berada bersamanya di dalam mobil.
Jemaat di Efesus boleh diacungi jempol untuk banyak hal. Ibarat kendaraan mereka melaju cukup kencang dengan tangki bahan bakar penuh. Dalam hal kegiatan, mereka tidak mengenal lelah. Kesediaan mereka dalam berkurban tidak perlu disangsikan. Pengajaran tidak perlu ditanya: mereka demikian kokoh. Sedikit saja ada ajaran sesat, langsung dibabat. Namun, Tuhan Yesus justru mencela mereka. Mengapa? Karena “penumpang utama” yang harus ada di tengah sebuah jemaat—yaitu kasih—justru tidak turut serta. Tertinggal jauh di belakang karena “... engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula” (ay. 4).
Apa yang dilakukan oleh sopir paman saya tadi? Betul. Ia segera memutar kemudi menuju pom bensin untuk menjemput atasannya. Di tengah lajunya aktivitas pelayanan, gereja bisa kehilangan kasih. Begitu pun pasangan yang sudah bertahun-tahun menikah, kasih bisa saja pudar. Jika hal itu terjadi, Anda mutlak harus “memutar arah”. Bertobat. Berbalik arah. Segera kembali melakukan apa yang semula Anda lakukan (ay. 5): bertekun saling mengasihi. Bergegas “menjemput” kembali apa yang ketinggalan itu: kasih. Bersediakah Anda?—PAD
TIDAK PERLU MALU UNTUK BELAJAR KEMBALI SALING MENGASIHI DARI AWAL,
DARIPADA KASIH, SEBAGAI “PENUMPANG UTAMA” INI TERTINGGAL
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria