PESTA YANG MENYEDIHKAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Selasa, 09 September 2014 00:00
- Ditulis oleh Donni Hadi W.
- Dibaca: 11520 kali
Baca: Matius 14:1-12
Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. (Matius 14:9)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 29-32
Di pesta ultah ke-18, di hadapan seluruh keluarga, tamu, hadiah, dan kue tart, Nalini, pamit untuk keluar sebentar. Katanya ia ingin ke toko untuk membeli permen. Pesta belum dimulai karena menunggu sang ayah, Arumugram, 47 tahun, seorang sopir perusahaan. Ayahnya sudah berjanji untuk hadir di pesta, namun kesibukan memaksanya untuk tetap di kantor. Nalini ternyata bukan pergi ke toko. Ia pergi ke balkon di lantai 16 rumah susun mereka dan melompat dari sana.
Tepat di pesta ultahnya, Herodes juga mengalami guncangan perasaan. Pesta diawali tarian indah anaknya (ay. 6) dan diakhiri tragedi mengerikan. Herodes memang membenci Yohanes Pembaptis, namun ia takut membunuhnya. Akhirnya, rencana istrinyalah yang membuatnya terpaksa memerintahkan pemenggalan kepala Yohanes (ay. 9-10). Tragis.
Ulang tahun biasanya identik dengan kegembiraan. Namun peristiwa di atas sama sekali tidak menggembirakan. Mungkin kita sering menggantungkan kegembiraan kita pada suatu keadaan. Padahal, tidak ada peristiwa apa pun yang memastikan timbulnya kegembiraan. Sukacita tidak terletak pada momen. Sukacita terletak dalam Tuhan. Peristiwa semeriah apa pun yang tidak melibatkan Tuhan, tidak akan membawa sukacita. Sebaliknya, peristiwa seburuk apa pun, bila melibatkan Tuhan, akan membawa damai sejahtera. Lihat saja Ayub, Daud, Paulus, Yusuf, dan banyak tokoh lain dalam Alkitab. Paulus menyatakan dalam Filipi 4:4, "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"—DHW
SUKACITA SEJATI ADALAH SUKACITA
KARENA TUHAN, BUKAN KARENA KEADAAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria