TEOLOGI YANG TIMPANG
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 03 Februari 2014 00:00
- Ditulis oleh Jimmy Setiawan
- Dibaca: 10261 kali
Baca: Amsal 10:1-7
Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. (Amsal 10:4)
Bacaan Alkitab Setahun:
Imamat 7-8
Saya mengenal seorang pria yang begitu aktif dalam pelayanan di gereja. Pada saat yang sama, ia menelantarkan bisnis toko warisan orangtuanya. Keuangannya menjadi morat-marit sehingga mengakibatkan kesusahan bagi keluarganya. Ketika saya mengingatkannya untuk lebih bertanggungjawab dalam usahanya, ia malah menjawab, “Saya tidak pernah memusingkan urusan toko karena Tuhan pasti memberkati kami selama saya melayani Dia dengan sungguh-sungguh!”
Sepintas lalu, jawabannya terdengar benar dan mulia. Akan tetapi, di sini ada sebuah ketimpangan dalam berpikir. Amsal memberikan pandangan yang jauh lebih seimbang. Di satu sisi, Tuhanlah yang memberkati dan mencukupkan kebutuhan kita (ay. 3, 22). Kita tidak boleh menyombongkan berbagai pencapaian ekonomi kita seolah itu hasil kecakapan kita semata. Di sisi lain, Tuhan mau kita bekerja keras dan bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari (ay. 45, 16). Kita tidak dapat menggunakan dalih bahwa Tuhan pasti memelihara kebutuhan kita untuk membenarkan kemalasan kita dalam bekerja. Tuhan tidak memberkati kemalasan; Dia menghendaki kita menjauhi sikap buruk itu.
Bagaimana kita dapat mengalami kehidupan yang dicukupkan oleh Tuhan? Andalkan Tuhan senantiasa sebagai sumber berkat. Namun, jangan berhenti di sana. Giatlah dalam melakukan pekerjaan atau bisnis secara profesional disertai dengan hati yang takut akan Tuhan. Kombinasi keduanya memungkinkan kita menikmati berkat Tuhan.—JIM
TUHAN MAU MEMBERKATI ANDA MELALUI KETEKUNAN
DAN KESETIAAN ANDA DALAM BEKERJA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria