MERASA LEBIH
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 24 Januari 2014 00:00
- Ditulis oleh Heman Elia
- Dibaca: 12475 kali
Baca: Lukas 18:9-14
Sebab siapa saja yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan siapa saja yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Lukas 18:14)
Bacaan Alkitab Setahun:
Keluaran 20-22
Ketika media massa banyak menyoroti peristiwa kecelakaan lalu-lintas yang memakan korban jiwa, saya dan teman-teman sempat membicarakannya. Salah satu pernyataan yang sering terlontar, "Sekarang ini susah. Kita sudah berhati-hati, masalahnya orang lain ceroboh, kita jadi korban." Orang itu bermaksud mengatakan bahwa dirinya sudah mengemudi dengan lebih hati-hati. Nyatanya, hampir semua orang pernah mengemudi dengan kurang hati-hati sehingga menabrak atau menyenggol sesuatu.
Ada kecenderungan merasa diri kita lebih baik dari orang lain. Paling parah jika sikap ini berkaitan dengan dosa. Orang Farisi dalam perumpamaan Yesus merasa diri benar karena memiliki kedudukan terhormat dalam masyarakat (ay. 11). Ia juga berupaya melakukan aktivitas keagamaan dengan ketat (ay. 12). Ia mengira dirinya diterima Allah. Padahal, ia sama saja dengan pemungut cukai itu: sama-sama berdosa dan tidak layak di hadapan Allah yang kudus. Dan, pemungut cukai itu dibenarkan karena tidak membenarkan diri, melainkan memiliki hati yang hancur.
Merasa diri lebih baik dari sesama itu sikap yang pongah. Sikap ini merintangi kita menghampiri hadirat Tuhan. Kita akan sulit mengucap syukur atas anugerah pengampunan dan pengurbanan Tuhan Yesus, seolah kekudusan dapat kita peroleh melalui aktivitas ibadah dan perbuatan baik. Sebaliknya, Tuhan berkenan akan ibadah kita bila kita menghampiri-Nya dengan kerendahan hati, dengan menyadari bahwa hanya oleh anugerah-Nya kita dapat dikuduskan.—HEM
HAMPIRILAH HADIRAT-NYA DENGAN KERENDAHAN HATI,
DAN BIARLAH ANUGERAH-NYA MENGUDUSKAN KITA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria