MELAYANI DENGAN KEKAYAAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 28 Desember 2013 00:00
- Ditulis oleh Martinus Prabowo
- Dibaca: 16007 kali
Baca: Lukas 8:1-3
Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan harta milik mereka. (Lukas 8:3)
Bacaan Alkitab Setahun:
Wahyu 14-16
Seorang teman yang berpendidikan tinggi berujar bahwa ia tidak ingin mengejar kekayaan atau menjadi orang kaya. Pasalnya, tidak sedikit orang yang justru terjerat oleh kekayaan. Menurutnya, banyak orang yang hatinya mulai serong ketika menjadi kaya. Tidak lagi berpijak kuat pada prinsip, namun mulai goyah dan mudah kompromi dengan dosa.
Rombongan pelayanan Yesus terdiri dari bermacam latar belakang profesi dan kehidupan. Di antaranya adalah para perempuan (ay. 2). Para perempuan ini ikut menyertai Yesus memberitakan injil di desa dan kota (ay. 1). Mereka bukan hanya penonton dari pelayanan Yesus, melainkan ikut melayani dengan kekayaan mereka (ay. 3).
Perikop ini mengingatkan saya pada pendapat teman saya tadi. Saya menyadari bahwa kekayaan memang bisa menjadi jerat. Karena ketakutan seperti itu, saya maklum jika beberapa orang menghindari kekayaan seperti teman saya. Sebaliknya, ada pula yang mengejar kekayaan dengan segenap daya.
Bagaimana sepatutnya kita bersikap? Kekayaan adalah anugerah. Dengan rendah hati kita mengakui bahwa Tuhanlah yang memberi kita kekuatan untuk meraih kekayaan (bandingkan Ul. 8:17-18). Menjadi kaya, dengan demikian, adalah kesempatan dan tanggung jawab yang besar untuk melayani. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan melayani dengan kekayaannya. Jelaslah, kekayaan itu bukanlah jerat, bukan pula kesempatan untuk berbuat semaunya. Sebaliknya, kekayaan adalah kehormatan untuk memberikan sumbangsih bagi pelayanan Tuhan semesta alam.—MRT
KEKAYAAN BUKANLAH JERAT, MELAINKAN SARANA
UNTUK MEMULIAKAN TUHAN DAN MELAYANI SESAMA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria