MENYAMBUT AKHIR
- Rincian
- Diterbitkan hari Rabu, 06 November 2013 00:00
- Ditulis oleh Daniel K. Listijabudi
- Dibaca: 10641 kali
Baca: Lukas 2:21-32
Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu. (Lukas 2:29)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 13-16
Setiap manusia tentu menghadapi saat batas: kematian. Alangkah baiknya jika kita sempat mempersiapkan diri dan merenungkannya. Seperti yang dialami oleh Simeon.
Waktu Simeon yang telah tua itu bertemu dengan bayi Yesus yang berumur delapan hari, ia tahu bahwa saat kematiannya telah dekat (ay. 26). Saat itu ia menghadapi dua hal sekaligus: keselamatan dan kematian. Ia menghayatinya dengan “menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah” (ay. 28). Makna universal (keselamatan bagi umat manusia) dan makna individual (kematiannya sendiri) tertenun rapat dan utuh dalam diri Simeon. Nas hari ini mencatat ungkapan imannya yang begitu mendalam dan mengharukan.
Mengapa Simeon dapat menyambut akhir hidupnya dengan lapang hati? Karena ia telah mengalami karya Tuhan di sepanjang hidupnya. Ia bukan hanya hendak menekankan bahwa dirinya akan segera mati, melainkan bahwa dalam matinya ia lega karena telah mengalami lawatan Tuhan sejak masa muda sampai masa tua. Ini yang penting.
Jika kita mengalami Tuhan, kematian tak lagi menakutkan. Lawatan Tuhan adalah lawatan yang terus memberikan damai sejahtera kepada orang beriman, dalam hidup dan dalam akhir hidup, bahkan juga sesudah kehidupan sekarang ini. Itulah doa kita, bersyukur bahwa penyertaan-Nya tidak berkesudahan. Jangan salah paham, bukan berarti kita ingin cepat-cepat mati saja. Bukan itu. Rindukanlah Tuhan selalu, maka hidup dan mati tidak akan lagi terlalu bermasalah. Sebab di dalam kedua realitas ini ada Tuhan.—DKL
KEHIDUPAN DI DUNIA BERBATAS KEMATIAN,
NAMUN PENYERTAAN-NYA TIADA BERKESUDAHAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria