YANG BURUK JUGA
- Rincian
- Diterbitkan hari Selasa, 02 Juli 2013 00:00
- Ditulis oleh Istiasih
- Dibaca: 10861 kali
Baca: Ayub 1-2
Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? (Ayub 2:10)
Bacaan Alkitab Setahun:
Mazmur 40-45
Ayub orang terkaya pada masanya, saleh dan takut akan Allah. Dia memiliki banyak harta dan hidupnya damai sejahtera. Dia menikmati hari-harinya dengan bersemangat. Lalu, Tuhan mengizinkan Iblis mengambil semua yang ia miliki. Seluruh tubuhnya—dari telapak kaki sampai batu kepalanya—pun penuh dengan barah busuk. Orang dapat melihat dengan jelas betapa berat penderitaan. Tetapi, Ayub tidak protes: “Saya sudah melakukan semua kehendak-Mu, mengapa hal ini terjadi sama saya?” Ayub justru berkata, “Aku akan melompat-lompat kegirangan di waktu kepedihan yang tak kenal belas kasihan, sebab aku tidak pernah menyangkal Firman Yang Mahakudus” (Ayub 6:10). Artinya, Ayub siap menerima baik perkara yang baik maupun perkara yang buruk dari Tuhan.
Ketekunan Ayub berbuah. Pada pasal terakhir kitab Ayub, Tuhan memulihkan keadaan Ayub dan Tuhan memberikan kepadanya dua kali lipat dari segala kepunyaannya dulu. Ayub memilih tetap berpegang pada Tuhan, entah dalam keadaan baik entah dalam keadaan buruk. Terbukti, Tuhan tidak pernah membawa kita kepada keadaan yang melampaui kekuatan kita.
Mungkin yang kita alami tidak separah pengalaman Ayub. Namun, saat melewati keadaan yang buruk, masih bisakah kita percaya penuh pada Tuhan dan janji-janji-Nya? Apa yang kita lakukan jika bisnis kita gagal atau terjadi peristiwa yang tidak kita harapkan, padahal kita sudah aktif dalam pelayanan? Apakah kita akan protes atau tetap percaya bahwa janji Tuhan itu ya dan amin?–IST
JANJI TUHAN ITU SEPERTI MATAHARI
YANG TETAP BERSINAR MESKIPUN TERALANG AWAN MENDUNG
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria