STIGMA NEGATIF
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 01 Juli 2013 00:00
- Ditulis oleh Widodo Surya Putra
- Dibaca: 10982 kali
Baca: Yakobus 2:1-13
Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. (Yakobus 2:1)
Bacaan Alkitab Setahun:
Mazmur 36-39
Masyarakat cenderung menerakan stigma tertentu pada golongan orang tertentu. Orang yang pernah menginap di lembaga pemasyarakatan, misalnya, tak ayal mendapatkan stigma negatif dan cenderung disingkiri. Tidak sedikit narapidana yang kesulitan berbaur kembali dengan masyarakat ketika masa hukumannya usai. Akibatnya, alih-alih kembali bermasyarakat, mereka malah terjerumus lagi ke dalam dunia kriminal.
Dalam kehidupan iman, menerakan stigma negatif pada orang lain adalah sikap yang tercela. Rasul Yakobus menyebutnya sebagai memandang muka, yaitu membedakan perlakuan terhadap orang lain karena status sosial atau penampilan lahiriahnya saja. Apa yang terlihat dengan mata jasmani dapat dengan mudah menipu karena manusia tidak dapat mengetahui isi hati dan pikiran orang lain. Pembedaan perlakuan terhadap si kaya dan si miskin adalah contoh yang sering terjadi, termasuk di dalam gereja.
Allah mau umat-Nya belajar memandang orang lain seperti ia memandang dirinya sendiri. Orang yang mampu mengasihi sesama seperti dirinya sendiri—termasuk menghargai orang lain tanpa melihat status sosial atau penampilan fisiknya—sedang berbuat baik (Yak. 2:8). Sikap seperti ini selayaknya dijalankan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana kita menerapkan iman selama ini? Apakah kita menyimak nasihat Rasul Yakobus ini manakala berinteraksi dengan sesama? Mari kita bersama-sama belajar menilai seseorang bukan dari penampilan luarnya, melainkan seperti cara Tuhan memandang diri kita.–IDO
IMAN YANG SEJATI MEMBUANG STIGMA NEGATIF
DAN MEMPERLAKUKAN SETIAP ORANG DENGAN KASIH
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria