MEMPUNYAI KASIH
- Rincian
- Diterbitkan hari Selasa, 16 April 2013 00:00
- Ditulis oleh Arie Saptaji
- Dibaca: 10593 kali
Baca: 1 Korintus 13
...jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. (1 Korintus 13:2)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Samuel 15-16
Berita perceraian—apa lagi jika menimpa sahabat dekat kita—tak ayal membuat hati ini miris. Namun, ada yang menggelitik di balik peristiwa pilu itu. Yang saya maksudkan adalah alasan para pelaku perceraian. Tidak sedikit dari mereka yang berkata, “Saya sudah tidak mencintainya lagi.” Cinta, rupanya, dimaknai sebagai sesuatu yang kita miliki dan, karena itu, dapat hilang.
Mencermati uraian Paulus tentang kasih, kita menemukan konsep serupa. Tiga kali dalam pasal ini ia menggunakan frasa “mempunyai kasih”. Ya, mempunyai, bukan melakukan. Jika kita memiliki kasih, barulah kita dapat bertindak dalam kasih.
Apakah kasih itu? Menyimak karakter kasih (ay. 4-8), kita tersadar, kasih itu bukan tabiat alami manusia. Mana ada manusia yang sepenuhnya sabar, baik hati, sempurna, dan tidak berkesudahan? Tidak ada! Jelaslah, kasih itu bukan karakter manusiawi, melainkan karakter ilahi—bahkan, Allah adalah kasih (lihat 1 Yoh. 4:8). Berbeda dari cinta manusia yang dapat datang dan pergi, kasih Allah itu kekal, tanpa syarat, tanpa batas.
Lalu, bagaimana kita dapat mempunyai kasih? Tidak mungkin kita mengupayakannya sendiri; kita hanya dapat menyambutnya sebagai anugerah. Ketika kita percaya kepada Kristus, Dia berdiam di dalam diri kita, dan kasih-Nya memperbarui hati kita. Tak perlu lagi kita berjuang keras untuk “melakukan kasih” atau menuntut orang lain agar mengasihi. Kasih Kristus yang memenuhi hati kita akan memampukan kita untuk mengasihi sesama.—ARS
UNTUK BERTINDAK DALAM KASIH,
LANGKAH PERTAMA YANG KITA PERLUKAN ADALAH MEMPUNYAI KASIH