JALAN DUSTA
- Rincian
- Diterbitkan hari Minggu, 06 Januari 2013 00:00
- Ditulis oleh Agustina Wijayani
- Dibaca: 9249 kali
Baca: Kejadian 12:10-20
TUHAN benci kepada pendusta; tapi Ia senang dengan orang yang jujur. (Amsal 12:22, BIS)
Bacaan Alkitab Setahun:
Kejadian 16-18
Sebelum kebaktian usai, seorang pendeta memberikan pengumuman, “Minggu depan saya akan berkhotbah tentang dosa kebohongan. Agar Anda mendapat lebih banyak berkat dari khotbah itu, saya berharap Anda lebih dulu membaca Markus 17.” Minggu berikutnya, ia bertanya berapa banyak jemaat yang sudah membaca Markus 17. Beberapa orang mengangkat tangan, sebagian dengan ragu. Pendeta itu tersenyum dan berkata, “Sayangnya, Markus hanya terdiri dari 16 pasal. Jadi, mari kita lanjutkan pembahasan tentang dosa kebohongan.”
Saat Kanaan mengalami kelaparan hebat, untuk sementara Abram dan Sarai pindah ke Mesir, yang memiliki persediaan makanan melimpah. Namun, Abram sadar, istrinya yang cantik bisa menarik perhatian, dan itu membuatnya takut. Demi melindungi diri, ia meminta Sarai berdusta, “Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau” (ay. 13). Cara ini tidak menyelesaikan masalah karena Firaun memang ingin mengambil Sarai menjadi istrinya. Jalan dustanya tidak menolong. Syukurlah, Tuhan turun tangan saat Abram salah jalan sehingga rencana-Nya atas Abram dan Sarai tetap dapat terlaksana.
Tuhan meminta kita jujur dalam segala hal, besar dan kecil. Dan, kita hanya dapat melakukannya dengan melekat kepada Dia, yang adalah kebenaran. Ketika kita menjaga hati tetap bersih dan jujur, Tuhan akan memberi kita hati yang tenang, kepercayaan dari orang lain, dan berkat-berkat-Nya.—AW
SEBERAPA KITA JUJUR AKAN MEMBUAT ORANG MENGUKUR
SEBERAPA KITA DEKAT KEPADA TUHAN, SUMBER KEBENARAN