SEPADAN DENGAN PERTOBATAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 22 Oktober 2011 00:00
- Ditulis oleh Arie Saptaji
- Dibaca: 7980 kali
Baca: 1 Yohanes 3:1-10
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia adalah suci (1 Yohanes 3:3)
Bacaan Alkitab Setahun:
Matius 22-24
Komunisme tidak memercayai eksistensi surga dan kekekalan. Walau demikian, pemerintahan komunis di Rusia menjanjikan kemunculan generasi baru manusia yang berwatak luhur. Dengan mengabaikan kekekalan sebagai daya dorong, mungkinkah mereka mencapainya? Keruntuhan komunisme sekian dekade kemudian menyingkapkan borok-boroknya. Alih-alih bangkitnya “Manusia Sosialis Baru”, rata-rata warga Soviet lebih suka menghabiskan uang untuk mabuk-mabukan daripada membantu anak-anak yang membutuhkan.
Josef Tson, pendeta Rumania, menggarisbawahi hal ini: “Mereka tidak punya motivasi untuk berbuat baik. Mereka melihat bahwa dalam dunia yang sepenuhnya material, hanya ia yang bergegas-gegas dan menyambar bagi dirinya sendiri, yang bisa memiliki sesuatu. Buat apa mereka menyangkal diri dan jujur? Apa motivasi yang bisa ditawarkan pada mereka untuk menjalani hidup yang berguna bagi orang lain?”
Kegawalan komunisme menyodorkan pelajaran tentang pentingnya perspektif kekekalan dalam menjalani pertobatan. Metanoia, bahasa Yunani untuk pertobatan, mengacu pada pembaruan pikiran yang berujung pada perubahan tindakan menuju kebajikan. Tanpa kesadaran akan kekekalan, pertobatan menjadi seperti perjalanan tanpa motivasi dan tanpa tujuan. Orang bisa gampang patah arang di tengah jalan. Sudut pandang mengenai kekekalan menggugah pertobatan kita. Kalau kita memercayai kekekalan, apakah hidup kita menunjukkan pertobatan dan perubahan yang sepadan? Sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa (ayat 9) —ARS
APA YANG KITA LAKUKAN DI DUNIA INI BERGEMA DI KEKEKALAN