ALLAH YANG PEKA
- Rincian
- Diterbitkan hari Minggu, 04 September 2011 00:00
- Ditulis oleh Daniel K. Listijabudi
- Dibaca: 15463 kali
Baca: Keluaran 2:23-25
Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub (Keluaran 2:24)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yeremia 50-52
Apakah Tuhan ada? Andaikata Dia ada, mengapa Dia diam saja tatkala banyak bencana terjadi? Mengapa hidup manusia harus penuh dengan berbagai kemalangan? Mengapa kesulitan tidak pernah hengkang dari hidup ini? Demikianlah beberapa pertanyaan mendasar yang dapat muncul di hati orang yang hidupnya tengah dirundung berbagai kesusahan. Lalu, bagaimana menjelaskan hal ini kepadanya?
Dalam kitab Keluaran, kita mendapati kisah tentang Tuhan yang ternyata mau berurusan dengan persoalan manusia. Di sini setidaknya ada empat kata kerja aktif yang ditujukan kepada Tuhan: mendengar, mengingat, melihat, memperhatikan (ayat 24,25). Tuhan rupanya adalah Allah yang personal, yang melibatkan diri secara pribadi. Dia empatik (turut merasakan) dan partisipatif (turut ambil bagian). Kita patut menaikkan syukur karena boleh mengalami kehangatan pribadi Tuhan kita yang nyatanya begitu peka. Segala urusan manusia di bumi ini, ternyata juga menjadi minat dan perhatian dari Tuhan yang bersemayam di surga.
Apakah kita sedang tidak merasakan kehadiran Tuhan? Jangan-jangan itu terjadi karena kita kurang peka akan kehadiran-Nya yang nyata di depan mata. Apabila demikian yang kita alami, cobalah lakukan hal berikut di tengah kepedihan: arahkan segala sedu sedan kita hanya kepada Dia; dengan memanjatkan doa yang mengantar kita ke pelukan-Nya; dengan membaca firman Tuhan hingga kita tahu apa yang Dia maksudkan dalam setiap peristiwa; dengan menyanyikan puji-pujian. Semuanya akan menghangatkan hati kita sehingga dapat merasakan kehadiran-Nya —DKL
TUHAN YANG BERTAKHTA DI SURGA SUCI
SESUNGGUHNYA ADALAH TUHAN YANG MEMBUMI