WUJUD IMAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 29 September 2011 00:00
- Ditulis oleh Susanto
- Dibaca: 14345 kali
Baca: Kejadian 12:4-9
Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya ... Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran (Kejadian 12:4)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yoel 1-3
Sebuah pepatah mengatakan, ”life-begins at forty” (hidup dimulai pada usia 40). Salah satu artinya ialah: sebelum umur 40, seseorang masih boleh bereksperimen; berganti-ganti karier dan profesi. Namun setelah umur 40, ia harus sudah mantap di satu tempat, menekuni kariernya. Sebab, jika di usia itu ia masih berpindah tempat tinggal dan berganti profesi, ia akan cenderung tak meraih apa-apa.
Namun, lihatlah keberanian Abram menjawab panggilan Tuhan. Yakni ketika Tuhan memintanya meninggalkan tanah kelahiran, sanak keluarga, dan hidup yang sudah mapan di Haran. Waktu itu Abram berusia 75 tahun. Sudah usia senja. Tapi inilah responsnya: ”pergilah Abram seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya”. Walau ia belum tahu negeri mana yang dijanjikan Tuhan! Bagaimana ia dapat bersikap demikian? Pertama, Abram sadar benar siapa Tuan atas hidupnya. Kedua, Abram sadar hidupnya milik Tuhan dan ia menghidupi kesadaran ini secara nyata. Ketiga, bila hidupnya milik Tuhan, Abram percaya bahwa masa depan dan hidup-matinya ada di tangan Tuhan. Itu sebabnya Abram diberi gelar bapak orang beriman (Galatia 3:7). Iman bukan dogma indah dengan dukungan argumen filsafat yang sulit. Iman itu sederhana dan nyata, yaitu ketaatan melakukan kehendak dan panggilan Bapa.
Dalam hidup kita pribadi; benarkah Yesus menjadi Tuan atas hidup kita? Adakah kita menaati dan meyakini bahwa Dia sanggup menuntun dan memelihara? Beranilah melangkah untuk menjawab panggilan-Nya. Ambillah bagian dalam pelayanan-Nya. Arahkan hidup kepada tanah perjanjian di surga, dan jangan melekat pada harta duniawi. Mari beriman! —SST
BERIMAN ADALAH MENANGGALKAN KEYAKINAN PADA KEMAMPUAN SENDIRI
DAN MENYANDARKANNYA KEPADA TUHAN YANG KASIH-NYA TERBUKTI