RITA IKUT BERDOA
- Rincian
- Diterbitkan hari Minggu, 11 September 2011 00:00
- Ditulis oleh Arie Saptaji
- Dibaca: 10154 kali
Baca: Lukas 10:25-37
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan (Lukas 10:31)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 15-18
Teman-temannya heran, Rita datang ke pertemuan pemahaman Alkitab. Bagaimanapun, mereka gembira karena biasanya meski sudah dibujuk berkali-kali pun Rita enggan ikut. Kini, walaupun tampak tidak bersemangat, paling tidak ia muncul. Seusai pertemuan, Ani menanyainya, “Tumben kamu bisa datang?” Rita menjawab, “Iya-lah, malas di rumah. Selalu disuruh-suruh melulu. Mau jalan-jalan juga lagi bokek. Ya sudah, akhirnya aku datang ke sini saja.”
Mungkin Rita tidak menyadarinya, tetapi ia mengikuti sikap imam dalam bacaan Alkitab kali ini. Suatu tindakan yang tidak terpuji. Kita memang hanya bisa menduga-duga alasan si imam enggan menolong orang yang baru dirampok tersebut. Akan tetapi, salah satu alasan yang dapat dipertimbangkan adalah alasan keagamaan. Imam itu enggan mendekati si korban, dan berisiko bersentuhan dengan luka-luka orang itu, karena hal itu akan menajiskannya. Dengan kata lain, ia memilih untuk mengutamakan kesucian ritual daripada menunjukkan kasih, ungkapan dari kesucian hati.
Rita juga menjadikan aktivitas keagamaan sebagai tempat melarikan diri dari tugas di rumah. Seperti imam tadi, ia mengira kesalehan lahiriah dapat menjadi topeng bagi kemalasan yang bercokol di dalam hatinya. Kita perlu mewaspadai sikap semacam ini. Bukan berarti aktivitas keagamaan tidak penting, tetapi janganlah kita mengejar bentuk lahiriah belaka. Bukankah sejatinya seluruh aktivitas kita adalah rangkaian ibadah kepada Tuhan? Karenanya, jika ada urusan yang lebih vital, bisa saja untuk sementara kita mengatur ulang prioritas —ARS
IBADAH TIDAK DIRANCANG UNTUK MEMBELENGGU MANUSIA
TETAPI UNTUK MEMBEBASKANNYA MENYATAKAN KASIH PADA ALLAH DAN SESAMA