TAK LAGI DIPERHITUNGKAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 27 Desember 2013 00:00
- Ditulis oleh Daniel K. Listijabudi
- Dibaca: 14007 kali
Baca: Roma 5:1-11
Sebab itu, kita yang dibenarkan berdasarkan iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah melalui Tuhan kita, Yesus Kristus. (Roma 5:1)
Bacaan Alkitab Setahun:
Wahyu 12-13
Pernah disidang? Bagaimana rasanya? Takut? Tegang? Apalagi kalau Anda berada dipihak yang salah. Betapa gelisahnya!
Paulus memakai suasana persidangan ketika ia menulis bahwa kita adalah orang yang “dibenarkan”. Artinya, kita sebetulnya bersalah, berdosa, namun karena sesuatu, kita dibuat menjadi benar. Kesalahan kita tak lagi diperhitungkan. Sesuatu itu adalah iman kepada kasih Kristus. Iman kita membuka jalan bagi hadirnya karunia, yang membenarkan kita orang berdosa ini. Rahmat yang besar!
Setelah itu? Menganggur dalam kemanjaan rahmat Tuhan? Tidak sama sekali. Orang yang sudah mengalami pembenaran Allah mendapatkan motivasi untuk mengelola kehidupan baru yang selaras dengan iman yang membebaskannya dari kungkungan dosa itu. Jadi, setelah pembenaran, justru ada perjuangan baru. Jalannya sulit. Paulus menyebutnya “kesengsaraan”. Bukan berarti orang Kristen harus memuja kesengsaraan, namun orang Kristen perlu berani mengolah kesengsaraan dengan iman kepada Allah sehingga hidupnya berakar kuat dan membuahkan berkat. Paulus menegaskan, bila semasa berdosa saja kita ditawari kasih karunia, apalagi sekarang ketika kita sudah dibenarkan, pastilah tersedia kasih karunia itu dengan limpah ruah.
Bagaimana dengan hidup kita? Masih kacau balau atau telah berjalan dalam anugerah Allah? Bagaimanapun, anugerah-Nya terus melingkupi kita. Apakah kita menyambutnya dengan gegap gempita atau membiarkannya bak sampah tak berguna?—DKL
SIMUL JUSTUS ET PECCATOR.—Martin Luther
MASIH BERGUMUL MELAWAN DOSA, NAMUN SUDAH DIBENARKAN.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria